Oleole* !$tBur äÌht/é& ûÓŤøÿtR 4
¨bÎ) }§øÿ¨Z9$# 8ou$¨BV{ Ïäþq¡9$$Î/ wÎ) $tB zOÏmu þÎn1u 4
¨bÎ) În1u Öqàÿxî ×LìÏm§ ÇÎÌÈ
“Dan aku tidak
membebaskan diri-ku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu
menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhan-ku.
Sesungguhnya Tuhan-ku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS: Yusuf: 53)
Dalam diri setiap manusia pasti memiliki
keinginan terhadap sesuatu. Itulah yang kemudian disebut hawa nafsu. Pada
dasarnya manusia boleh saja memenuhi segala keinginannya selama keinginan itu
tidak bertentangan dengan aturan Allah dan Rasul-Nya. Namun ternyata
begitu banyak manusia yang
memenuhi segala keinginannya yang tidak
benar tanpa kendali. Oleh karena itu di
dalam Islam kita mengenal ada perintah berperang melawan hawa nafsu. Itu
artinya kita harus bisa mengendalikan hawa nafsu bukan membunuh nafsu yang membuat kita tidak memiliki lagi keinginan
terhadap sesuatu.
Menuruti
hawa nafsu dalam arti negatif yakni menuruti segala keinginan yang tidak dibenarkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Ini merupakan sifat yang tidak
boleh kita miliki. Bila hal itu kita miliki akan sangat berbahaya tidak hanya
bagi kita secara pribadi tetapi juga bagi keluarga dan masyarakat luas.
Ada
banyak akibat negatif yang akan
ditimbulkan dari menuruti hawa nafsu tanpa kendali itu. Diantaranya:
1. Menyimpang dari Kebenaran
Orang yang menuruti hawa nafsu cenderung menyimpang dari
kebenaran, baik
dalam bentuk perkataan perbuatan maupun keputusan dan kebijakan yang ditempuhnya. Nafsu ingin memiliki harta
membuat begitu banyak orang yang
menghalalkan segala cara dalam memperolehnya meskipun
akan merugikan pihak lain. Nafsu memperoleh dan mempertahankan kekuasaan telah
membuat banyak orang yang
melanggar peraturan,
meskipun peraturan itu dibuat oleh mereka sendiri dan begitulah seterusnya.
Allah SWT berfirman dalam Surat An-Nisa’ Ayat 135, yang artinya: “Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena kamu ingin menyimpang dari kebenaran. .”
Oleh karena itu sebagai muslim
kita harus selalu berusaha berada di atas ketentuan yang telah digariskan Allah SWT dalam menjalankan
kehidupan di dunia ini dan tidak akan tergoda oleh keinginan hawa nafsu manusia
yang memang
selalu berusaha menyimpangkan kita dari jalan hidup yang benar.
¢OèO y7»oYù=yèy_ 4n?tã 7pyèΰ z`ÏiB ÌøBF{$# $yg÷èÎ7¨?$$sù wur ôìÎ7®Ks? uä!#uq÷dr& tûïÏ%©!$# w tbqßJn=ôèt ÇÊÑÈ
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas
suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu
dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. .”
(QS: Al-Jasiyah: 18)
2. Sesat dan Menyesatkan Manusia
Menyimpang dari kebenaran berarti menempuh
jalan yang sesat
dan orang yang
mengikuti hawa nafsu sering kali semakin asyik dengan
kesesatannya itu, bahkan
sampai tidak merasa berdosa lalu berusaha membenarkan kesesatan yang dilakukannya itu dengan
berbagai dalih. Oleh karena itu seorang muslim diingatkan oleh Allah SWT agar
jangan sampai menuruti hawa nafsu yang akan membawanya pada kesesatan yang
fatal. Dalam Surat Sad Ayat 26, Allah SWT berfirman: “Janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya
orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat karena
mereka melupakan hari perhitungan.”
Apabila seseorang selalu mengikuti hawa nafsu yang
akhirnya mengarahkan dirinya pada kesesatan, maka dia pun tidak mau sesat
sendirian dan dia pun selalu berusaha untuk menyesatkan orang lain secara
sungguh-sungguh.
¨bÎ)ur #ZÏWx. tbq=ÅÒã©9 OÎgͬ!#uq÷dr'Î/ ÎötóÎ/ AOù=Ïæ 3
¨bÎ) /u uqèd ÞOn=÷ær& tûïÏtG÷èßJø9$$Î/ ÇÊÊÒÈ
“Dan
sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar-benar hendak menyesatkan (orang
lain) dengan hawa
nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas.” (QS: Al-An’am: 119)
3. Melampaui Batas
Dalam beberapa kasus, orang yang menuruti hawa nafsu menunjukkan sikap dan
melakukan tindakan yang
melampaui batas-batas kewajaran. Sebagai contoh kita tidak boleh berburuk
sangka kepada orang lain namun karena ada orang yang berburuk sangka kepada
orang lain kita pun mengikutinya dalam opini yang berburuk sangka itu dan
penilaian terhadapnya menjadi jelek. Jangankan orang tersebut melakukan
keburukan, bila dia melakukan sesuatu yang sangat baik sekalipun kita
menganggapnya sebagai sesuatu yang buruk dan ini namanya melampaui batas-batas
kewajaran. Orang yang
selalui menuruti hawa nafsunya memang akan selalu bersikap dan berperilaku yang melampaui batas.
wur ôìÏÜè? ô`tB $uZù=xÿøîr& ¼çmt7ù=s% `tã $tRÌø.Ï yìt7¨?$#ur çm1uqyd c%x.ur ¼çnãøBr& $WÛãèù ÇËÑÈ
“Dan janganlah kamu mengikuti orang-orang yang
hatinya telah Kami lalaikan untuk mengingat Kami serta mengikuti hawa nafsunya
karena segala urusannya suka melampaui batas. .” (QS: Al-Kahfi: 28)
Bentuk lain dalam soal melampaui batas adalah
penggunaan atau membelanjakan harta yang
cenderung boros, padahal
Islam melarang orang untuk berlaku boros tetapi yang diperintah adalah
berhemat-hemat. Dalam hal ini ada orang yang berlebih-lebihan dalam soal makan, minum,
pakaian, rumah, kendaraan dan sebagainya. Akibatnya ada kegoncangan dalam
masalah ekonomi yang berakibat pada pergeseran nilai, manakala
hal-hal tersebut tidak bisa dipenuhi secara wajar.
4. Merusak Kehidupan
Rusaknya kehidupan manusia akan terjadi apabila
mereka selalu menuruti hawa nafsunya, baik kerusakan itu dari segi fisik maupun
mental. Kehidupan rumah tangga juga akan mengalami kerusakan apabila orang yang ada di dalamnya selalu menuruti hawa nafsu.
Suatu bangsa dan negara juga akan hancur manakala manusianya suka menuruti hawa
nafsu. Menuruti hawa nafsu dalam soal harta akan merusak sendi-sendi kehidupan
ekonomi. Menuruti hawa nafsu dalam masalah seks akan merusak kehidupan moral
dan akhlak mulia. Menuruti hawa nafsu berkuasa akan menghancurkan tatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara, begitulah seterusnya. Karena itu dalam salah
suatu hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bazzar. Rasululluh SAW
bersabda: Ada tiga hal yang dapat merusak: kekikiran yang selalu ditaati,
hawa nafsu yang diikuti, dan bangga terhadap diri sendiri. .
Terjadinya kerusakan fisik lingkungan hidup
serta moralitas yang rendah bagai binatang adalah disebabkan oleh tindakan
manusia sendiri yang selalu menuruti hawa nafsunya dan itu semestinya membuat
manusia menyadari kesalahannya lalu mau kembali ke jalan hidup yang benar. “Telah
nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari(akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar)” (QS: Ar-Rum: 41)
Dengan
demikian menjadi jelas bagi kita bahwa nafsu yang ada pada diri kita
masing-masing harus kita kendalikan dengan baik sehingga segala keinginannya yang
baik akan kita turuti dan kita penuhi, sedangkan keinginan yang buruk tidak
akan kita penuhi meskipun hal itu akan menyenangkan diri kita secara duniawi.
Apabila hal ini tidak bisa kita capai, kita mengalami kerugian baik di dunia
maupun di akhirat. Di sinilah pentingnya memiliki nafsu yang selalu memperoleh
rahmat dari Allah SWT sebagaimana nafsu yang telah dimiliki oleh Nabi Yusuf A.S.
sehingga beliau bisa menghindarkan dirinya dari segala bentuk kemaksiatan. Wallahu
Musta’an....
Oleh : Mi'dan Kusaeri
0 Response to "Dampak Negatif Mengikuti Hawa Nafsu"
Post a Comment