Nikmat Sehat dan Waktu Luang
Thursday, May 31, 2012
Add Comment
Oleh: Mochammad Agung Prabowo
Kesehatan dan kesempatan adalah dua hal yang sering membuat
manusia lalai dan melupakan Allah SWT. Hal ini disinyalir oleh seorang ulama
terkemuka, yaitu Ibnu Al-Jauzi, beliau mengatakan, “Terkadang manusia berada dalam
kondisi sehat, namun ia tidak memiliki waktu luang karena sibuk dengan urusan
dunianya. Dan terkadang pula seseorang memiliki waktu luang, namun ia dalam
kondisi tidak sehat. Apabila terkumpul pada manusia waktu luang dan nikmat
sehat, sungguh akan datang rasa malas dalam melakukan amalan ketaatan. Itulah
manusia yang telah tertipu (terperdaya).”
Manusia yang cerdas akan memahami hal yang diberikan Allah
SWT kepadanya itu semua, merupakan sebuah kenikmatan yang sangat besar. Berdasarkan hal itu akan mendorongnya untuk semakin
taat kepada Allah.
Dikala kita diberikan sakit oleh Allah,
kita baru sadar betapa mahal dan luar biasa nikmat yang telah Allah Ta’ala berikan
kepada kita.Padahal kita sebelumnya seakan-akan lupa dan tidak mau tahu dengan
nikmat yang satu ini, seolah kita hanya memburu dan memcari kenikmatan
kehidupan dunia yang hanya bersifat sementara dan semu saja. Seakan kita lupa
dengan FirmanAllah Ta’ala : ” Maka Apakah kamu mengira, bahwa
Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu
tidak akan dikembalikan kepada kami ? “ Surat Al-Mukminun:115.
Bahkan kita seakan-akan hidup untuk dunia saja atau
seakan-akan kita hidup selamanya ( Naudzubillah). Parahnya lagi kalau
kita sepertinya belum pernah mendengar atau bahkan menbuang jauh-jauh ingatan
kita tentang Firman Allah Ta’ala dalam Surat Al-Qiyamah ayat 36
” Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu
saja (tanpa pertanggung jawaban) ?“..
Yang selanjutnya adalah kesempatan atau waktu luang. Diantara
kepiawaian memanfaatkan waktu adalah kepandaian dalam memanfaatkan waktu luang.
Setiap kita pasti punya waktu luang.Waktu luang itu bisa jadi berupa waktu yang
betul-betul luang, tidak ada agenda yang kita miliki ketika itu. Bisa jadi pula waktu luang itu adalah alokasi waktu yang
terlalu banyak untuk suatu hal seperti tidur dan bersantai-santai.
Waktu ibarat kereta yang tidak lama berhenti dan kemudian
jalan lagi. Ketika kita sudah tertinggal rombongan, maka selamanya akan
tertinggal tidak bisa kembali. Begitu pentingnya arti waktu walaupun hanya
sedetik. Oleh karena itu, Rasulullah saw. mengingatkan kita melalui sabdanya: “Jika
kalian bangun di pagi hari, janganlah mengharap akan (hidup) sampai sore; dan
jika berada di waktu sore jangan berharap akan (hidup) sampai besok pagi.
Pergunakan masa sehatmu untuk (mempersiapkan) masa sakit, dan masa hidup untuk
(menyiapkan bekal) kematian, seakan-akan kalian tidak tahu nama kalian besok
pagi.”(HR Bukhari)
Sesungguhnya modal utama
seorang muslim dalam hidup ini adalah waktu, karena di situlah kehidupan
manusia. Dia lebih berharga dari harta bahkan lebih mahal nilainya dari harta.
Hal ini dapat kita lihat bersama-sama ketika seseorang yang sedang menghadapi
sakaratul maut, lalu dia meletakkan seluruh kekayaannya supaya dengan harta
tersebut umurnya bisa bertambah satu hari, maka apakah yang dilakukannya
tersebut mampu menambah umurnya ?Jawabannya tentulah tidak, karena ajal telah
ditentukan.Pada saat itu harta tidak lagi berguna, sehingga barulah kita
menyadari betapa pentingnya waktu tersebut ketika sakratul maut telah
menjemput.
Semboyan
orang-orang barat yang mengatakan waktu adalah uang merupakan sesuatu yang
bertentangan dengan prinsip ajaran Islam, karena waktu adalah ibadah, manusia
diciptakan untuk beribadah kepada-Nya Subhanahu wa Ta'ala, bukan semata-mata
mencari materil.
Begitu
pentingnya waktu, sehingga Allah Subhanahu wa Ta'ala bersumpah dengan waktu
Di dalam Al-Qurân
kita dapatkan bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala sering bersumpah dengan
waktu, seperti Allah ‘Azza wa Jalla bersumpah dengan waktu malam, waktu Dhuha,
waktu Ashar, bahkan di dalam Surat al-‘Ashri Allah Subhanahu wa Ta'ala
menyebutkan sifat-sifat orang yang beruntung, yaitu mereka yang mampu menjaga
waktunya dengan beriman dan beramal saleh sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala
dalam surat tersebut yang artinya:"Demi masa (waktu ‘ashar). Sesungguhnya
manusia berada dalam keadaan merugi.Kecuali orang-orang yang beriman dan
beramal sholeh, dan mereka saling berwasiat dengan kebenaran dan saling
berwasiat dengan kesabaran." (QS. al-‘Ashri: 1-3)
Orang-orang
yang sadar akan cepatnya waktu berlalu mereka adalah orang-orang yang
mendapatkan taufik dari Allah sehingga waktu mereka benar-benar bermanfaat.Dari
Abdullah Ibnu Mas’ud z bahwasanya dia berkata “Tidaklah aku menyesali sesuatu
seperti penyesalanku atas suatu hari yang berlalu dengan terbenamnya matahari
semakin berkurang umurku tetapi tidak bertambah amalanku.”
Oleh
karena itu ketika kita telah mengetahui bahwa waktu itu terbatas, tidak akan
bisa untuk dimajukan ataupun dimundurkan, dan menjadi berharga ketika seseorang
mempergunakan waktu kepada hal yang baik dan benar, maka wajiblah bagi kita
untuk menjaga waktu dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
0 Response to "Nikmat Sehat dan Waktu Luang"
Post a Comment