8BmEg4v8P7uY0xxaFhXUJ46gPclAwvFkbC47Z6LN
Bookmark

Khutbah Jum'at: Istighfar dan Taubat Adalah Kunci Rizki


Khutbah Jum’at: Istighfar dan Taubat Adalah Kunci Rizki

oleh: Anton Zamroni
Khutbah pertama
إِنَّ الْحَمْدَ
لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ
وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَا أَيُّهاَ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ
مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ
نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا
وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ
كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا
قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ
وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى
الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ
وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ.

Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah …

         
Pada
kesempatan kali ini tak lupa saya wasiatkan kepada diri saya pribadi dan jama’ah
semuanya, marilah kita tingkatkan kualitas iman dan taqwa kita, karena iman dan
taqwa adalah sebaik-baik bekal untuk menuju kehidupan di akhirat kelak.

Jamaah Jum’at  yang berbahagia …

          Di antara hal yang menyibukkan hati kaum
muslimin adalah mencari rizki. Dan menurut pengamatan, sebagian besar kaum
muslimin memandang bahwa berpegang dengan Islam akan mengurangi rizki mereka.
Kemudian tidak hanya sebatas itu, bahkan lebih parah dan menyedihkan bahwa ada
sejumlah orang yang masih mau menjaga sebagian kewajiban syari’at Islam tetapi
mengira bahwa jika ingin mendapatkan kemudahan di bidang materi dan kemapanan
ekonomi hendaknya menutup mata dari hukum-hukum Islam, terutama yang berkenaan
dengan hukum halal dan haram.

          Mereka itu lupa atau berpura-pura lupa
bahwa Allah men-syari’atkan agamaNya hanya sebagai petunjuk bagi ummat manusia
dalam perkara-perkara kebahagiaan di akhirat saja. Padahal Allah mensyari’atkan
agama ini juga untuk menunjuki manusia dalam urusan kehidupan dan kebahagiaan
mereka di dunia.

          Sebagaimana Imam Al-Bukhari meriwayatkan
dari Anas Radhiallaahu anhu , ia berkata:

كَانَ أَكْثَرُ
دُعَاءِ النَّبِيِّ
n: رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

          “Sesungguhnya do’a yang sering diucapkan
Nabi adalah, “Wahai Tuhan Kami’ karuniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan
di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api Neraka”.
(Shahihul Al-Bukhari, Kitabud Da’awat,
Bab Qaulun Nabi Rabbana Aatina fid Dunya Hasanah, no. Hadist 6389, II/191).

Ma’asyirol
Muslimin a’azza kumullah …

          Allah dan RasulNya tidak meninggalkan
umat Islam tanpa petunjuk dalam kegelapan dan keraguan dalam usaha mencari
penghidupan. Tapi sebaliknya, sebab-sebab mendapat rizki telah diatur dan
dijelaskan. Sekiranya ummat ini mau memahami dan menyadarinya, niscaya Allah
akan memudahkan mencapai jalan-jalan untuk mendapatkan rizki dari setiap arah,
serta akan dibukakan untuknya keberkahan dari langit dan bumi. Oleh karena itu
pada kesempatan kali ini kami ingin menjelaskan tentang berbagai sebab di atas
dan meluruskan pemahaman yang salah dalam usaha mencari rizki .

Ma’asyirol
Muslimin rahimakumullah

          Di antara sebab terpenting diturunkannya
rizki adalah istighfar (memohon ampun) dan taubat kepada Allah.
Sebagaimana firman Allah tentang Nuh yang berkata kepada kaumnya:

          “Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohon
ampunlah kepada Tuhanmu’, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia
akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan
anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di
dalamnya) untukmu sungai-sungai.”
(Nuh:
10-12)

          Yang dimaksud istighfar dan taubat di
sini bukan hanya sekedar diucap di lisan saja, tidak membekas di dalam hati
sama sekali, bahkan tidak berpengaruh dalam perbuatan anggota badan. Tetapi
yang dimaksud dengan istighfar di sini adalah sebagaimana dijelaskan oleh Imam
Ar-Raghib Al-Asfahani adalah “Meminta (ampun) dengan disertai ucapan dan
perbuatan dan bukan sekedar lisan semata.”

          Sedangkan makna taubat sebagaimana yang
dijelaskan oleh Imam Ar-Raghib Al-Asfahani adalah meninggalkan dosa karena
keburukannya, menyesali dosa yang telah dilakukan, berkeinginan kuat untuk
tidak mengulanginya dan berusaha melakukan apa yang lebih baik (sebagai ganti).
Jika keempat hal itu telah dipenuhi berarti syarat taubatnya telah sempurna.

          Begitu pula Imam An-Nawawi menjelaskan: “Para
ulama berkata. ‘Bertaubat dari setiap dosa hukumnya adalah wajib. Jika maksiat (dosa)
itu antara hamba dengan Allah, yang tidak ada sangkut pautnya dengan hak
manusia maka syaratnya ada tiga:

  1. Hendaknya ia harus
    menjauhi maksiat tersebut.
  2. Ia harus menyesali
    perbuatan (maksiat) nya.
3.      Ia harus
berkeinginan untuk tidak mengulanginya lagi.

          Jika salah satu syarat hilang, maka
taubatnya tidak sah.

          Jika taubatnya berkaitan dengan hak
manusia maka syaratnya ada empat, yaitu ketiga syarat di atas ditambah satu,
yaitu hendaknya ia membebaskan diri (memenuhi) hak orang lain. Jika berupa
harta benda maka ia harus mengembalikan, jika berupa had (hukuman) maka
ia harus memberinya kesempatan untuk membalas atau meminta maaf kepadanya dan
jika berupa qhibah (menggunjing), maka ia harus meminta maaf.

Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah …

          Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya
(surat Nuh: 10-12) berkata: “Maknanya, jika kalian bertaubat kepada Allah,
meminta ampun kepadaNya, niscaya Ia akan memperbanyak rizki kalian, Ia akan
menurunkan air hujan serta keberkahan dari langit, mengeluarkan untuk kalian
berkah dari bumi, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, melimpahkan air susu,
memperbanyak harta dan anak-anak untuk kalian, menjadikan kebun-kebun yang di
dalamnya terdapat macam-macam buah-buahan untuk kalian serta mengalirkan sungai-sungai
di antara kebun-kebun untuk kalian.

          Imam Al-Qurtubi menyebutkan dari Ibnu
Shabih, bahwasannya ia berkata: “Ada seorang laki-laki mengadu kepada Al-Hasan
Al-Bashri tentang kegersangan (bumi) maka beliau berkata kepadanya, Beristighfarlah
kepada Allah! Yang lain mengadu kepadanya tentang kemiskinan, maka beliau
berkata kepadanya, Beristighfarlah kepada Allah! Yang lain lagi berkata
kepadanya, ’Do’akanlah (aku) kepada Allah, agar ia memberiku anak!!’ maka
beliau mengatakan kepadanya, ‘Beristighfar kepada Allah! Dan yang
lainnya lagi mengadu kepadanya tentang kekeringan kebunnya maka beliau
mengatakan (pula),’Beristighfarlah kepada Allah!.

Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah …

          Kemudian di ayat yang lain Allah yang
menceritakan tentang seruan Hud kepada kaumnya agar beristighfar.

          “Dan (Hud berkata),’Hai kaumku, mohonlah
ampun kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah kepadaNya, niscaya Dia kan menurunkan
hujan yang sangat lebat atasmu dan Dia akan membawa kekuatan kepada kekuatanmu
dan juga janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.”
(Hud: 52)

          Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam menafsirkan
ayat yang mulia di atas menyatakan: “Kemudian Hud memerintahkan kaumnya untuk
beristighfar sehingga dosa-dosa yang lalu dapat dihapuskan, kemudian
memerintah-kan bertaubat untuk waktu yang mereka hadapi. Barangsiapa memiliki
sifat seperti ini, niscaya Allah akan memudahkan rizkinya, melancarkan
urusannya dan menjaga keadaanya.

          Dan pada surat Hud di ayat yang lain
Allah juga berfirman:

          “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada
Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya (jika kamu mengerjakan yang demikian (niscaya
Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai pada
waktu yang telah ditentukan, dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang
mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka
sesungguhnya aku takut akan ditimpa siksa hari kiamat.”
(Hud: 3).

          Imam Al-Qurthubi mengatakan:”Inilah buah
istighfar dan taubat. Yakni Allah akan memberikan kenikmatan kepada kalian
dengan berbagai manfaat berupa kelapangan rizki dan kemakmuran hidup serta
Allah tidak akan menyiksa kalian sebagaimana yang dilakukanNya terhadap
orang-orang yang dibinasakan sebelum kalian.”

Ma’asyirol
Muslimin A’azza kumullah …

          Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan
oleh Imam Ahmad, Abu Daud, An-Nasa’i Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abdullah bin
Abbas ia berkata, Rasulullah bersabda:

مَنْ أَكْثَرَ اْلاِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا
وَمِنْ كُلِّ ضِيْقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ.

         
Barangsiapa
memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan
untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya
kelapangan dan Allah akan memberikan rizki (yang halal) dari arah yang tidak
disangka-sangka.”
(Dishahihkan
oleh Imam Al-Hakim (AlMustadrak, 4/262) dan Syaikh Ahmad Muhammad Syaikh
(Hamisy Al-Musnad, 4/55)

Ma’asyirol
Muslimin rahimakumullah …

          Dalam hadist yang mulia ini, Nabi
menggambarkan tentang tiga hasil yang dapat dipetik oleh orang yang
memperbanyak istighfar. Salah satunya yaitu, bahwa Allah Yang Maha Esa, Yang
memiliki kekuatan akan memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka dan
tidak pernah diharapkan serta tidak pernah terbersit dalam hati.

          Karena itu, kepada orang yang
mengharapkan rizki hendaklah ia bersegera untuk memperbanyak istighfar, baik
dengan ucapan maupun dengan perbuatan. Dan hendaklah kita selalu waspada! dari
melakukan istighfar hanya sebatas dengan lisan tanpa perbuatan. Sebab ia adalah
pekerjaan para pendusta.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ
وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ
هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ
مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah kedua:
إِنَّ الْحَمْدَ
لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ
وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ؛

Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah …

         
Kembali
pada khutbah yang kedua ini, saya mengajak diri saya dan jama’ah untuk
senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah dengan sesungguhnya.

          Kemudian dari khutbah yang pertama tadi
dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut:

1.       Bahwasannya telah
disyari’atkan oleh Allah kepada kita untuk senantiasa ber-istighfar dan taubat
dengan lisan yang disertai perbuatan. Karena istighfar dan taubat dengan lisan
semata tanpa disertai dengan perbuatan adalah pekerjaan para pendusta.
2.       Bahwasannya dengan
istighfar dan taubat, Allah akan mengampuni dosa-dosa hambaNya, Allah akan
menurunkan hujan yang lebat, Allah akan memperbanyak harta dan anak-anak, Allah
akan menjadikan untuknya kebun yang di dalamnya mengalir sungai-sungai. Jadi
dengan istighfar dan taubat, Allah akan membukakan pintu-pintu rizki dan
keberkahan baik dari langit maupun dari bumi.

          Karena itu, marilah pada kesempatan ini
kita berdo’a kepada Allah, memohon ampunan atas segala dosa dan menjadikan kita
termasuk orang-orang yang pandai ber istighfar agar Allah senantiasa membukakan
pintu keberkahan dari langit dan bumi.

إِنَّ اللهَ
وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ
حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ
مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ.

          Ya Allah, jadikanlah kami termasuk
orang-orang yang selalu bertaubat dan beristighfar, dan mudahkanlah rizki
-rizki kami, lancarkanlah urusan-urusan kami serta jagalah keadaan-keadaan
kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan do’a.

         
Ya Allah,
jadikanlah kami termasuk hamba-hamba Mu yang pandai beristighfar. Dan
karuniakanlah kepada kami buahnya, di dunia maupun di akherat. Sesungguhnya
Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan do’a. Wahai Dzat yang memiliki
keagungan dan kemuliaan.
 

اَللَّهُمَّ
إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ،
وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ.
اَللَّهُمَّ أَعْتِقْ رِقَابَنَا مِنَ النَّارِ وَأَوْسِعْ لَنَا مِنَ الرِّزْقِ فِي
الْحَلاَلِ، وَاصْرِفْ عَنَّا فَسَقَةَ الْجِنِّ وَاْلإِنْسِ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ
يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ. اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ
وَأَرْخِصْ أَسْعَارَهُمْ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ
بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ
وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ
الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ
فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Posting Komentar

Posting Komentar