8BmEg4v8P7uY0xxaFhXUJ46gPclAwvFkbC47Z6LN
Bookmark

Idul Adhaku di Qatar


Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar walillahilhamd…
Senang rasanya bisa kulantunkan takbir ini. Di hari yang indah nan agung ini, semua ummat muslim merayakan hari besarnya, hari yang dinanti, hari raya idul adha 1434. Hari yang disebut juga sebagai hari kurban, hari malhamah/daging, hari bahagainya selruh ummat musim sedunia. 
Ada yang berbeda dengan idul adha tahun ini, biasanya aku merayakannya dengan keluarga dan teman-temanku di Indonesia, tapi kini, aku tengah di negeri orang yang jauh ratusan ribu kilometer dari Indonesia. Ya, aku sekarang di Qatar. Diawali dengan tanggal 9 Dzulhijjah, kami puasa arafah bersama. Satu yang membuatku sedikit takjub, disini, puasa arafah layaknya puasa wajib bagi setiap ummat muslim. Tidak seperti halnya di Indonesia, bahkan ada yang tidak mengenal puasa arafah.

Di sore hari, aku diajak Pak Nurhadi (warga Indo yang tinggal di Qatar) untuk berbuka puasa bersama sekaligus ada tau’iyyah diniyyah dari salah seorang Kyai dari Jawa Timur, beliau adalah K.H. Muhammad Shaleh Drehem, asal Surabaya. Tentunya, jika ada yang mengajakku untuk kajian atau bersilaturahim dengan warga Indonesia aku tidak akan menolak. Karena terasa sangat damai dan indah ketika bertemu dengan warga setanah air, layaknya saudara. Kita saling membutuhkan, sama-sama perantau di negeri orang.

Sedikitnya ada 15 keluarga yang datang pada waktu itu. Tau’iyyah dimulai pada 16.30. Ustadz Muhammad Shaleh menerangkan tentang ni’mat, kesuksesan dan barokah. Semua mendengarkan dengan seksama. Alhamdulillah adzan pun terdengar pukul 17.08 saat itu. Menu kita ada kurma segar, dan ini merupakan pertama kalinya aku mencicipi kurma segar yang belum dikeringkan. Rasanya agak berbeda dengan kurma yang biasa ku makan di Indonesia. Agak sedikit sepet dan tidak terlalu manis. 
ini dia kurma masih segar

Kami menunaikan sholat maghrib dan menyantap makanan kebanggaan kami, nasi putih. Jujur saja, aku sendiri rindu makan nasi dan lauk pauk khas Indonesia. Karena di asramaku, menu nasi hanya dihidangkan ketika lunch saja. Selain itu, roti, stik kentang, dan lain-lain. Alhamdulillah bini’matihi tatimmusholihaat…

Keesokan harinya, kebahagiaanku bertambah. Aku tidak sholah ied di masjid dekat asramaku. Tapi aku diajak Pak Nurhadi untuk sholat ied bersama warga Indonesia di Qatar. Yang datang waktu itu sekitar 1000an orang. Alhamdulillah…..tak henti-hentinya aku bersyukur. Sungguh nikmat yang sangat luar biasa. Sekali lagi aku bertemu dengan Ustadz Muhammad Shaleh Drehem, sungguh aku sangat mengaguminya. Beliau menjadi khotib Idul Adha. Berkhutah dengan semangatnya, seperti semangatnya keluarga Ibrahim yang mencintai Tuhannya. Sungguh tema yang disampaikan beliau sangat menyentuh, bahkan orang yang sholat disampingku sampai meneteskan air matanya. Subhanallah….
Seusai khutbah kami saling bermaafan dan berpelukan. Mengakui semua dosan dan salah yang telah dilakukan. Semoga segala amal ibadah kita diterima oleh Allah dan di tempatkan di surganya kelak. Aamiin…
Posting Komentar

Posting Komentar